Rabu, 27 Januari 2016

Caput succedaneum dan Cephalhematoma

Caput succedaneum
Caput succedaneum adalah pembekalan difus jaringan lunak kepala yang dapat melampaui sutura. Cuput succedaneum merupakan akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala pada saat proses kelahiran spontan. Isi dari pembengkakan ini adalah getah bening. Bidan perlu meyakinkan pada ibu bahwa, keadaan bayi tidak mengkhawatirkan. Bayi tidak memerlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. Pembengkakan akan hilang spontan dalam 2-4 hari setelah lahir.
Caput sucsedanum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalian verteks. Edema pada caput sucsedanum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecebderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang caput sucsedanum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parientalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu. (Dwienda Octa,2014)
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.(Sarwono Prawiroharjo.2002).


Cephalhematoma
Cephalhematoma adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir. Perdarahan ini tidak pernah melampaui batas sutura. Bidan harus meyakinkan ibu bahwa, keadaan bayi dan mengkhawatirkan. Bidan perlu menjaga kebersihan kulit kepala bayi. Daerah bengkak tidak diboleh dilakukan masase. Diperlukan tindakan berupa observasi keadaan bayi dan pembekakan. Cephalhematoma akan hilang dalam beberapa minggu/bulan (1-3 bulan ). Pada gangguan luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia. Pada bayi yang mengalami gangguan yang luas ini memerlukan pemantauan Hemoglobin (Hb), Hematokrit (HMT) dan bilirubin. Pemeriksaan sinar X-Ray dilakukan apabila dicurigai ada fraktur tulang tengkorak (5% dari seluruh kejadian cephalhematoma). Bidan perlu menasehati ibu untuk membawa bayinya kembali bila tampak kuning. Siapa saja dilarang untuk tidak sekali-kali mengaspirasi cephalhematoma, walaupun teraba fluktuasi.
Perdarahan subaponeurotik, adalah perdarahan di bawah aponeurosis akibat pecahnya vena-vena yang menghubungkan jaringan luar dengan sinus-sinus dalam tengkorak (vv. Emissaria). Terjadi pada persalinan yang diakhiri dengan alat (Vacum Ekstraksi). Benjolan dapat teraba diseluruh kulit kepala, tidak berbatas tegas, teraba lunak, nyeri tekan, kadang teraba fluktuasi dan edema.
Sefalohematom adalah suatu pendarahaan subperiostal tulang tengkorang berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan tidak melewati sutura. Sefalohematoma timbul pada persalinan dengan tindakan seperti trikanvacum atau cunam, bahkan dapat pula terjadi pada kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirka kepala bayi. Sefalohematoma baru terlihat beberapa jam setelah persalinan kerap kali terus menjadi lebih besar dan baru menghilang beberapa minggu bahkan beberapa bulan.
Sefalohematoma pada umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus biasanya mengalami resolusi sendiri dalam 2-8 minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. Sefalohematoma jarang menimbulkan pendarahan masif yang memerlukan tranfusi, kecuali pada bayi yang mempunyai gangguan pembekuan. Pemberian radiologik (CT.SCAN) pada sefalohematoma hanya dilakukan jika ditemukan adanya gejala susunan saraf atau pada sefalohematoma yang terlalu besar desertai denganatau tanpa tarikan cunam yang sulit atau kurang sempurna. (Dwienda Octa,2014)

Sefalohematoma adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat pendarahan pada subperiostinum .(Vivian nanny lia dewi, 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar