Caput succedaneum
Caput
succedaneum adalah pembekalan difus jaringan lunak kepala yang dapat melampaui
sutura. Cuput succedaneum merupakan akibat sekunder dari tekanan uterus atau
dinding vagina pada kepala pada saat proses kelahiran spontan. Isi dari
pembengkakan ini adalah getah bening. Bidan perlu meyakinkan pada ibu bahwa,
keadaan bayi tidak mengkhawatirkan. Bayi tidak memerlukan tindakan dan tidak
ada gejala sisa yang dilaporkan. Pembengkakan akan hilang spontan dalam 2-4
hari setelah lahir.
Caput
sucsedanum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan
difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah
dilahirkan selama persalian verteks. Edema pada caput sucsedanum dapat hilang
pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi
ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecebderungan
hiperbilirubin. Kadang-kadang caput sucsedanum disertai dengan molding atau
penumpangan tulang parientalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu
minggu. (Dwienda Octa,2014)
Caput
succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi
bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat
pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput succedaneum tidak memerlukan
pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.(Sarwono
Prawiroharjo.2002).
Cephalhematoma
Cephalhematoma
adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan periosteum karena
tarikan atau tekanan jalan lahir. Perdarahan ini tidak pernah melampaui batas
sutura. Bidan harus meyakinkan ibu bahwa, keadaan bayi dan mengkhawatirkan.
Bidan perlu menjaga kebersihan kulit kepala bayi. Daerah bengkak tidak diboleh
dilakukan masase. Diperlukan tindakan berupa observasi keadaan bayi dan
pembekakan. Cephalhematoma akan hilang dalam beberapa minggu/bulan (1-3 bulan
). Pada gangguan luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia. Pada
bayi yang mengalami gangguan yang luas ini memerlukan pemantauan Hemoglobin
(Hb), Hematokrit (HMT) dan bilirubin. Pemeriksaan sinar X-Ray dilakukan apabila
dicurigai ada fraktur tulang tengkorak (5% dari seluruh kejadian
cephalhematoma). Bidan perlu menasehati ibu untuk membawa bayinya kembali bila
tampak kuning. Siapa saja dilarang untuk tidak sekali-kali mengaspirasi cephalhematoma,
walaupun teraba fluktuasi.
Perdarahan
subaponeurotik, adalah perdarahan di bawah aponeurosis akibat pecahnya
vena-vena yang menghubungkan jaringan luar dengan sinus-sinus dalam tengkorak
(vv. Emissaria). Terjadi pada persalinan yang diakhiri dengan alat (Vacum
Ekstraksi). Benjolan dapat teraba diseluruh kulit kepala, tidak berbatas tegas,
teraba lunak, nyeri tekan, kadang teraba fluktuasi dan edema.
Sefalohematom
adalah suatu pendarahaan subperiostal tulang tengkorang berbatas tegas pada
tulang yang bersangkutan dan tidak melewati sutura. Sefalohematoma timbul pada
persalinan dengan tindakan seperti trikanvacum atau cunam, bahkan dapat pula
terjadi pada kelahiran sungsang yang mengalami kesukaran melahirka kepala bayi.
Sefalohematoma baru terlihat beberapa jam setelah persalinan kerap kali terus
menjadi lebih besar dan baru menghilang beberapa minggu bahkan beberapa bulan.
Sefalohematoma
pada umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus biasanya mengalami resolusi sendiri
dalam 2-8 minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. Sefalohematoma jarang
menimbulkan pendarahan masif yang memerlukan tranfusi, kecuali pada bayi yang
mempunyai gangguan pembekuan. Pemberian radiologik (CT.SCAN) pada
sefalohematoma hanya dilakukan jika ditemukan adanya gejala susunan saraf atau
pada sefalohematoma yang terlalu besar desertai denganatau tanpa tarikan cunam
yang sulit atau kurang sempurna. (Dwienda Octa,2014)
Sefalohematoma
adalah pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan
darah akibat pendarahan pada subperiostinum .(Vivian nanny lia dewi, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar